Posts

Showing posts from March, 2014

“Lera Wulan Tanah Ekan” Dalam Kebudayaan Lamaholot

Image
    1. Pendahuluan             Injil dan penginjilan tidak harus bertentangan dengan kebudayaan. Malahan dapat merasuki kebudayaan tanpa menjadi tunduk terhadapnya (Evangelii Nuntiandi No. 20). Gereja Katolik dengan misi pewartaannya hadir dalam tiap-tiap kebudayaan yang dijumpainya, menyapa dan membaur ke dalam kebudayaan masyarakat setempat. Pada umumnya kehadiran agama Katolik yang dibawa oleh misionaris Eropa merangkul kebudayaan masyarakat setempat. Dengan cara ini, Agama Katolik beserta ajarannya dapat diterima baik oleh masyarakat karena masyarakat merasa tersapa oleh ajarannya. Mereka merasa bahawa kehadiran agama katolik sungguh menjawabi pertanyaan akan misteri ilahi dalam kepercayaan tradisional yang selama ini mereka dalami. Kenyataan ini berlaku pula pada masyarakat Lamaholot. Sebagai masyarakat yang berbudaya, orang Lamaholot mempunyai cara hidup dan kekhasannya yang terdapat dalam budaya sehari-harinya. Kebudayaan masyarakat ini telah tumbuh dan berkambang, lama sebe

THOMAS AQUINAS: Manusia dan Pengetahuan Akan Allah

Image
1.  Pengantar Manusia adalah ciptaan yang unik. Manusia memiliki sifat dan kemampuan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain.  Kehadiran manusia di dunia ini bukan merupakan suatu yang terjadi begitu saja. Ada kegiatan (penyebab) sebelumnya yang terjadi sehingga manusia ada. Kenyataan lain menunjukkan bahwa manusia tidak kekal di dunia ini. Suatu saat orang akan meninggalkan dunia ini. Ada saat lahir dan ada saat orang mati. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah darimakah manusia? Apakah hidup ini abadi? Segala sesuatu berjalan pada jalurnya sendiri-sendiri. Manusia sadar bahwa ada “sesuatu” yang mewujudkan semua itu. Dengan bantuan akal budinya manusia mencoba membuktikan “sesuatu” itu. Makalah ini mencoba mengemukakan pemikiran Thomas Aquinas tentang Manusia dan Pengetahuan akan Allah. Makalah ini berusaha menunjukkan bukti akan adanya “sesuatu” itu. Bagaimana Allah yang transenden itu dapat diterima oleh manusia? Bagaimana caranya agar manusia percaya bahwa Allah adalah penyeba

"Jalan Kita Masih Parah"

Image
Anis mengemudi mobilnya menuju Kota dengan penumpang dan barang  full bagasi . Penumpang yang dimutanya setiap hari pasar Wolowona adalah ibu-ibu penjual sayur dan buah dari Moni dan Ndu’a Ria. Walau jalannya cukup parah terkikis air di musim hujan, kerikil kecil sisa longsor dan berdebuh di musim panas mobil Anis tetap melaju cepat. Mungkin karena ia sudah biasa dengan jalan Moni menuju Wolowaru saat membawa   anak pasar   menjual hasil pertanian. Jalanannya lebih berbahaya, menuruni bukit.  Apalagi ketika sampai di tempat yang dinamai Kora Merah, sungguh menakutkan. Jalannya bertepikan jurang yang dalam dan berdindingkan tebing batu kekuningan. Anis tetap tiba dengan selamat di pasar dan membantu penumpang menurunkan barang. Ongkos perjalanan biasanya ditangguhkan setelah barang-barang laku terjual. Ia selalu melakukan itu karena ia tahu persis keadaan orang di desa. Selain itu ia ia cukup akrab dengan ibu-ibu yang juga anggota persekutuan doa di gereja yang sama.