TRANSFORMASI DI TENGAH PENDERITAAN
Realitas kejahatan dan penderitaan yang terjadi saat ini merupakan masalah yang dihadapi oleh sekian banyak orang. Penderitaan membawa orang pada pertanyaan tentang makna hidup, penderitaan, dan juga kehadiran Allah. Banyak orang menjadi putus asa, bersikap apatis atau frustasi karena melihat kenyataan hidup yang penuh dengan gejolak, krisis, bencana alam, dan kemiskinan. Banyak orang menjadi ragu-ragu dan cemas akan masa depan mereka, karena agama tidak memberikan solusi. Banyak orang berpandangan bahwa agama tidak lagi menjadi pegangan yang mampu mengubah keadaan. Situasi apatis dan putus asa menunjukkan bahwa orang kehilangan kepercayaan akan masa depan. Dalam situasi tersebut orang mudah melampiaskan kemarahan dengan berbagai tindakan yang merugikan. [1]