"Tak Selamanya Waktu adalah Uang"
Seperti biasa Markus, Kepala Cabang di sebuah perusahaan
swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam.
Tidak seperti biasanya, David, putra pertamanya yang baru duduk di
kelas tiga SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu
cukup lama.
"Kok,
belum tidur ?" sapa Mark sambil mencium anaknya.
Biasanya
David memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan
berangkat ke kantor pagi hari. Sambil
membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, David menjawab, "Aku
nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?"
"Lho
tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"
"Ah,
enggak. Pengen tahu aja" ucap David singkat.
"Oke.
Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan
dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja.
Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa
dalam satu bulan berapa, hayo ?"
David
berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara Papanya
melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Mark beranjak menuju kamar untuk
berganti pakaian, David berlari mengikutinya. "Kalo satu hari Papa
dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp.
40.000,- dong" katanya.
"Wah,
pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Mark.
Tetapi David
tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian, David kembali
bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak ?"
"Sudah,
nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini ? Papa
capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah".
"Tapi
Papa……."
Kesabaran
Mark pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan David.
Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.
Usai
mandi, Mark nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok David di kamar
tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. David didapati sedang
terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya.
Sambil
berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Mark berkata, "Maafkan
Papa, Nak, Papa sayang sama David. Tapi buat apa sih minta uang
malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp.
5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Mark.
"Papa,
aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah
menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini".
"Iya,
iya, tapi buat apa ?" tanya Mark lembut.
"Aku
menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh
menit aja… Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga. Jadi,
aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp. 15.000,- tapi
karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam aku
harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp. 5.000,- makanya
aku mau pinjam dari Papa" kata David polos.
Sumber: Y. Rumanto, Semangkuk Mie kuah
Comments