Seminggu berlalu. Lelaki itu tetap menekan nomor telepon, ketika ia tiba di meja kerja saat ia tiba dan hendak meninggalkan kantor.“Jika dia memang untukku biarlah panggilan ini masuk. Tak akan banyak kata yang kuucapkan. Tolonglah Tuhan.” *** Hari ini Lelaki itu telah menelpon Mey untuk kesekian kalinya. Panggilan terakhir lima menit yang lalu dan jawban dari ujung telepon tetap sama. Ia akhirnya hafal kalimat dari ujung telepon bahkan suara itu menjadi tak asing baginya. Suara itu mirip suara yang selalu ia tunggu-tunggu. Suara itu membuat ia merasakan jarak mereka sungguh jauh karena mereka tetap tak pernah bisa bertanya jawab. Sepeluh menit berlalu dari panggilan terakhir, lelaki itu pasrah. “Tuhan biarlah, saya hanya mau katakan bahwa saya memikirkan dia. Katakan padanya untuk mencariku saat ia memikirkanku.” *** Semingu sudah panggilan rutin ini tak berhasil. “Tuhan, semua orang sibuk. Urusan kerja adalah kesibukan yang membuat orang lupa. Kesibukan lain adalah u...