Selalu Siap


Keluarga Markus sangat bersyukur dengan kehadiran ibunya yang dikenal sebagai orang yang rajin. Ibu tua itu tak hanya membersihkan rumah melainkan juga punya waktu berdoa yang terjadwal. Suatu malam ia melihat sang ibu mengajarkan putra sulungnya berdoa. Ia teringat masa kecilnya di kampung saat ibunya mengajarkan ia berdoa. Kini cucunya sudah bisa bedoa sediri, terutama meenjelang tidur. Sang oma sangat senang.
Suatu pagi sang oma bertanya kepada cucnya yang baru keluar dari kamar tidur.  “Adi, kamu berdoa atau tidak?”
“Saya selalu berdoa sebelum tidur”, jawab si cucu.
Pagi ini, kamu berdoa, ga? Tanya ibunya.
“Ga’ bu, jawab Adi.”
“Kenapa?”
“Kan, udah ga gelap lagi”.


“Ketika kita hanya berdoa dalam ketakutan:
kita menunjukkan betapa tidak siapnya kita.”
Ketika dalam keadaan siap kita masih berdoa:
Kita menunjukkan kepasrahan kita.
Saat kita pasrah dan berdoa di situlah iman kita sesungguhnya”


Comments

Popular posts from this blog

“Lera Wulan Tanah Ekan” Dalam Kebudayaan Lamaholot

SUNGAI TERKUTUK

KAMIS PUTIH : (Ekaristi—Imamat dan Kehidupan)