Posts

Showing posts from September, 2014

SUNGAI TERKUTUK

Image
KEHIDUPAN telah diambil alih oleh binatang terkutuk: Ular. Ular terkutuk ini telah melegenda karena seorang wanita cantik yang membuatnya cemburu. Untuk menarik perhatian wanita ia memakai kata-kata indah yang mengelabui wanita. Dosa penipuan ini membuatnya terkutuk. Ular itu kini, berjemur di tepian sungai yang berbatu. Kehadiran ular di tepian sungai ini merupakan salah satu kemungkinan dari akhir cerita ular dan wanita itu. Manusia yang berhubungan dengan ular akan punya kemampuan untuk menipu dan mengutuk. Apa pun yang berhubungan dengan ular akan terkutuk. *** Semasa kecil aku dilarang keras untuk pergi ke sungai. Yang melarangku bukan hanya ibu, melainkan oma, kakak, bahkan ayah. Ayah hanya memberikan tugas untuk diselesaikan setiap sore, saat dimana anak-anak mengunjungi sungai. Ibu melarangku karena aku tak bisa berenang. Kakak punya alasan lain kalau aku ke sungai saya harus bisa berlari. Aku sungguh ingin ke sungai. Hasrat itu kian membesar tapi kesempatan kian me

“BUNGA,HARAM UNTUK IBU”

Image
HIDUP itu penuh risiko. Jika kau tidak siap mengambil risiko, kau tidak akan belajar tentang hidup yang sesungguhnya, bahkan kau tak akan pernah menemukan cinta sejati. Orang yang siap mengambil resiko telah mulai mengambil satu langkah menuju mimpi. Inilah sekilas pandangan hidup yang ia punya saat masa sekolahnya berhenti di SMA. Kesempatan selanjutnya ia gunakan untuk siapkan diri mengambil risiko. Risiko itu nyata. *** Risiko pertama yang ia hadapai adalah menikah muda. Pernikahan membawanya masuk suatu dunia baru, asing, dan ia tahu ada risiko di dalamnya. Ia sungguh menikah dengan seorang pria karena perbedaan. Perbedaan yang sungguh ia sadari penuh risiko. Baginya masalah adalah saat dimana ia tidak bisa menerima risiko. Ia wanita yang tak ingin membiarkan risiko menjadi masalah. Saat putri bungsunya lahir, perbedaan hampir jadi masalah bagi wanita itu. Pria yang menjadi suaminya ingin mengabadikan nama ibunnya. Iya wanita yang mengatakan apa yang ia pikirkan baik wala

Nelayan Yang Puas

Image
Usahawan kaya dari kota terkejut menjumpai nelayan di pantai sedang berbaring bermalas-malasan di samping perahunya, sambil mengisap rokok. ‘Mengapa engkau tidak pergi menangkap ikan?’ tanya usahawan itu. ‘Karena ikan yang kutangkap telah menghasilkan cukup uang untuk makan hari ini,’ jawab nelayan. ‘Mengapa tidak kau tangkap lebih banyak lagi daripada yang kau perlukan?’ tanya usahawan. ‘Untuk apa?’ nelayan balas bertanya.

BIBIR JALAN

Image
AKU  lahir di bibir jalan. Aku dan jalan begitu dekat. Aku percaya bibir jalan menjagaku dan bahu jalan tak melukaiku. Jarak aku dan bahu jalan hanya selangkah walau saat itu roda kendaraan menggilas aspal cepat. Rumahku persis di ujung kampung dengan jalan menurun. Banyak kendaraan lalu-lalang. Suara kendaraan melaju tak mengganggu, bunyi klakson menambah semangat, kendaraan yang berhenti terasa seperti seorang akan mengunjungiku. “Bagaimana aku tak percaya pada bibir jalan?” Aku selalui diberi kejutan. Bukankah semua anak suka kejutan. Aku senang duduk di bahu jalan merasakan sisa hangat matahari yang masih melekat. Kadang aku bercakap-cakap di bibir jalan bersama teman-teman. Hampir semua kendaraan yang lewat membunyikan klakson dan ayahku mengangkat tangannya. Kadang ia menyapa supir, kadang penumpangnya, kadang kendaraan-kendaraan itu berhenti dan mereka bercerita sejenak. Kejadian ini berulang.

“Malaikat Yang Terluka”

Image
          LUKA itu milik penjahat. Beginilah persamaan yang dibuat di kota itu. Katanya, luka-luka setia luka adalah cabikan benda tajam ketika bertarung. Lagi kata mereka, menutup semua badan dianggap menyembunyikan sesuatu. Kalo dibuka dan luka-luka itu tampak mereka bilang, orang ini sungguh penjahat. Begitulah pikiran penduduk kota itu diinstal. Pikiran itu memakan habis nyali penduduknya tapi menumbuhan mental berpraduga bahkan keahlian untuk menuduh dan mencela. ****